Kamis, 18 Oktober 2012

Laba BRI Tembus Rp 11 Triliun

PT Bank BRI (Persero) Tbk (BBRI) membukukan perolehan laba 2010, setelah taksiran pajak, sebesar Rp 11,472 triliun. Maka, BRI pun berhasil mempertahankan predikat sebagai bank dengan perolehan laba tertinggi sejak tahun 2005, sekaligus menembus dua digit. "Faktor penyebab kenaikan laba, pertama karena ada kenaikan pinjaman sebesar 20 persen.

Kedua, kenaikan fee base income, tumbuh dari Rp 3,3 triliun menjadi Rp 5,5 triliun (naik 67,6 persen). Kemudian ketiga, sebagai dampak dari perubahan PSAK menjadi 50 dan 55," jelas Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni di Jakarta, Kamis (31/3/2011).

Tidak hanya laba, total aset pun meningkat sebesar 26,58 persen, dari Rp 314,746 triliun menjadi Rp 398,393 triliun pada 2010. Modal pun mengikuti dengan pertumbuhan 34,54 persen menjadi Rp 36,673 menjadi 2010. Pada segmen kredit, portofolio kredit naik 20,16 persen, atau naik Rp 41,442 triliun menjadi Rp 246,964 triliun pada tahun 2010, dengan tingkat NPL bruto berhasil ditekan dari 3,52 persen menjadi 2,78 persen (2010).

Kontribusi BRI dalam memajukan usaha mikro yang disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) berhasil menyalurkan Rp 8,969 triliun pada tahun lalu. Peningkatan kinerja juga berlangsung pada bagian pemasaran, pengembangan jaringan unit kerja, saluran elektronik, dan fitur produk simpanan. Hasilnya, BRI mampu meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp 328,556 triliun, dengan komposisi deposito (38,44 persen), tabungan (38,11 persen), dan giro (23,45 persen). Dengan naiknya DPK, maka loan to deposit ratio (LDR) pun naik menjadi 75,17 persen. Sementara return on equity (ROE) naik menjadi 43,83 persen, dan return on asset (ROA) naik tipis dari 3,73 menjadi 4,64 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar